MAKALAH
PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE ANAK

Disusun Oleh :
KELOMPOK IX
NAMA-NAMA KELOMPOK
v
TITIN SORAYA
v
WIDYAWATI P.R
v
WIWIN PERMATA SEKONI
v
YOHAN TRAYANUS DJAHA
v
YUSTINA FREDERIKA ASO
AKADEMI KEPARAWATAN SANDI KARSA
MAKASSAR
TAHUN 2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yaha Esa yang telah melimpahkan karunia-NYA kepada kami
sehingga makalah tentang “Memenuhi personal hygiene pada anak” dapat
dirampungkan sebagai hasil diskusi dari kelompok kami.
Tak lupa juga
saya ucapkan terimah kasih kepada teman-teman dan orang tua yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam mengerjakan makalah ini.
Tak ada gading
yang tak retak,saran dan masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan makalah ini
kami harapkan,semoga makalah dapat bermanfaat dan membantu kita dalam proses
pembelajaran.
Makassar, Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
KONSER DASAR KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat erat kaitannya
dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya yang meliputi makan dengan menu seimbang, olah raga teratur,
istirahat cukup, dan kebersihan diri (notoatmojo, 2003).
Kebersihan diri atau personal hygiene bertujuan
untuk mempertahankan perawatan diri, Membuat rasa aman dan relaksasi,
menghilangkan kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah,
mempertahankan integritas pada jaringan dan untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Namun dalam pemenuhan personal hygiene tersebut, setiap individu
berbeda – beda (Alimul, 2006). Pemenuhan personal hygiene dipengaruhi
bebagai faktor seperti budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga,
pengetahuan terhadap personal hygiene seta persepsi terhadap perawatan
diri (Alimul, 2006).
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kebutuhan personal hygiene?
C. TUJUAN
Tujuan umum :
Ø
Mengetahui bagaimana cara kebersihan
diri yang baik dan benar
Tujuan khusus :
Ø
Menngetahui konsep dasar personal
hygiene.
Ø
Memahami Macam-macam personal hygiene.
Ø
Meahami Factor yang mempengaruhi
kebersihan diri.
Ø Mengerti Kelainan gigi dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan
hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh
itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah
kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal Hygiene berasal dari bahasa
Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
B.
MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE DAN
MANFAATNYA
1.
Macam-macam Personal
Hygiene
a.
Perawatan kulit kepala
dan rambut
Kulit merupakan
organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur
temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis,
dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit
pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana
melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak
bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan
yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya
matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi
pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab
pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan
iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi
kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat
mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi.
Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips,
baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan
atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit.
Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau
badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera,
serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
b.
Perawatan mata,hidung
dan telinga
Perhatian khusus
diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi.
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena
secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata
mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu
memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak
telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat
dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan
mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau
temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel
asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi
memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan
mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah
pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan
telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan
perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari
c.
Perawatan kuku kaki dan
tangan
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah
infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar
akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga
kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena
berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku
seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan
selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku
adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien
merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan
kaki dan kuku dengan benar
d.
Genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling
butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar
memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan
untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan
perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat
membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam
ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan.
2. Manfaat Personal Hygiene
1.
Meningkatkan derajat
kesehatan seseorang
2.
Memelihara kebersihan
diri seseorang
3.
Memperbaiki personal
hyiene yang kurang
4.
Mencagah penyakit
5.
Menciptakan keindahan
6.
Meningkatkan rasa
percaya diri
C. JENIS PERSONAL HYGIENE BERDASARKAN
WAKTU PELAKSANAANNYA
Menurut Alimul
(2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi
empat yaitu:
1.
Perawatan
dini hari
Merupakan personal
hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan
untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine
atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika
pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau
makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci
muka, tangan, menjaga kebersihan mulut.
2.
Perawatan
pagi hari
Merupakan personal
hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti
melakukan pertolongan dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi
atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada
punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien.
Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
3.
Perawatan
siang hari
Merupakan personal
hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau
pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit
seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di
pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan,
antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat
tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4.
Perawatan
menjelang tidur
Merupakan personal
hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks
sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat
dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci
tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERSIHAN DIRI
Menurut Potter dan
Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi
oleh sejumlah faktor antara lain:
1.
Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan
berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan
peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan
atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
2.
Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan
praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang
dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3.
Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan
kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini
merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social
klien.
4.
Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah
cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk
memenuhi perawatan yang perlu.
5.
Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan
diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di
Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya
sekali dalam seminggu.
6.
Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang
berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7.
Kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.
E.
DAMPAK YANG SERING TIMBUL PADA MASALAH
PERSONAL HYIENE
- Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2.
Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
F. KELAINAN / PATOFISIOLOLOGI GIGI DAN MULUT
Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri.
Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama
bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan
membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak
berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat
memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi,
asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan
gigi berlubang
Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung
gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang
menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman
pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi,
dan gusi menjadi mudah berdarah.
Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya
gusi dari perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan
ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh
gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan
mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat
dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor
(misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum)
kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter
gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi
Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan
nafas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan. Karena itulah,
sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan pendekatan pada pujaan hati) kita
harus tahu seluk beluk perawatan mulut dan gigi.
Beberapa gangguan
yang terjadi pada gigi dan mulut :
Bau mulut
Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi
adalah bau mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik yang
merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes melitus,
kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan, penyakit-penyakit pada
kerongkongan. Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang
dimakan seperti pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih
atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan
merokok. Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor
penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau
mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang setelah kita sikat gigi dan
minum air.
Akibat lain dari gigi tidak terawatt
Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga
menyebabkan kematian. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan
menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi kondisi organ lainnya
Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang
disebut pulpa gigi yang terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan limfe.
Bakteri kemudian menghancurkan seluruh pulpa, terkadang sampai tidak ada lagi
jaringan pulpa yang masih hidup.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar berbentuk
kantung yang disebut granuloma. Granuloma mengandung jaringan lunak, bakteri,
nanah dan lain sebagainya, yang dapat tertekan dalam aliran darah sehingga
terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran darah, penyebaran bakteri atau
nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan langsung dengan saluran
pernafasan dan saluran pencernaan.
Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti
misalnya pada mata, hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran
pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal.
Masalah
Mulut Lain
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut
karena kontak dengan pengiritasi, seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi
oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah
peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar
atau gigitan. Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene
mulut yang buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes
melitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki
masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah
kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki
kanker (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990).
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan
lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang
warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene
mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang meradang,gigi
yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan
halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi
atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti
treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau
kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr mengenai keadaan rongga mult
klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perwatan preventif bagi klien saat
mereka melewati pengobatan ( Greifzu Radjeski, Winnick, 1990).
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau
potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang
berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga
mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan
perawatan mulut karena defisit perawatan-diri. Identifikai diagnosa yang akurat
memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien.
Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi, misalnya, akan memerlukan
intervensi berbeda dari pada kerusakan mukosa akibat penempatan selang
andotrakea.
B. Perencanaan
Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan higiene mulut
termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan
kemampuan fisik klien. Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien
untuk membantu praktik higiene mulut. Beberapa klien sanat sensitif tentang
kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak
kasus, klien (seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar
bahwamereka berisiko penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan
pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa akan memerlukan
perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau
minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana
untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene
mulut meliputi sebagai berikut :
- Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.
- Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.
- Klien akan mencapai rasa nyaman .
- klien akan memahami praktik higiene-mulut.
C. Implementasi
Higiene mulut yang baik termasuk kabersihan, kenyaman, dan kelembaban
struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan
gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali
tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan mulut harus
diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada
rongga mulut klien.
D. Evaluasi
Ø Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien
Ø Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa
hari
Ø Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.
Ø Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau
penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada
setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Selain itu
sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara
mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada
orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam
memenuhi kebutuhan personal hygiene.
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.
B.
SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah
ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
DAFTAR
PUSTAKA
