TUGAS MKDK
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

Disusun Oleh :
Kelompok IV
Nurhalis Abdul Wahid
Sarwinda Sukamto
Susana T. Rasing
Susila Ninggsih
Sofian
St. Sulaiha Auliati
Ramadoan
|
Riska
Titn Soraya W.M
Widia Purnama Ramli
Wiwien Permata Sekoni
Yohan T. L. Djaha
Yustina F. Aso
|
AKADEMI KEPARAWATAN SANDI KARSA MAKASSAR
TAHUN 2013/2014
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Para pakar
memberikan pengertian keputusan sesuai
dengan sudut pandang dan latar belakang pemikirannya. Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di
antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
§
Ada beberapa alternatif yang harus dipilih
salah satu yang terbaik; dan
§
Ada tujuan yang ingin dicapai dan
keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Pengertian
keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi
Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses
pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu
alternatif.
Dari pengertian keputusan tersebut
dapat diperoleh pemahaman bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah
sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif
dari beberapa alternatif.
Setelah
dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para pakar
mengenai pengertian pembuatan atau–yang sering digunakan–pengambilan keputusan.
Menurut George R. Terry pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada. Kemudian, menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
Selanjutnya, menurut James A. F. Stoner pengambilan
keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan
merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif
secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki
fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar
dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional
maupun secara organisasional. Di samping itu, fungsi pengambilan keputusan
merupakan sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari
depan, masa yang akan datang, dimana efek atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.
Terkait
dengan fungsi tersebut, maka tujuan
pengambilan keputusan dapat dibedakan:
1)
Tujuan
yang bersifat tunggal.
Tujuan
pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan,
tidak ada kaitannya dengan masalah lain dan
2)
Tujuan
yang bersifat ganda.
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat
ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih)
masalah yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.
Agar
pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui unsur atau komponen pengambilan keputusan.
Unsur pengambilan keputusan itu adalah:
a)
tujuan dari pengambilan keputusan;
b)
identifikasi alternatif keputusan
yang memecahkan masalah;
c)
perhitungan tentang faktor-faktor
yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia; dan
d)
sarana dan perlengkapan untuk mengevaluasi
atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
Dasar
Pengambilan Keputusan
1.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Intuisi
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Intuisi, yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang
seringkali bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi
membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas,
pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan
sepihak dan bersifat perasaan.
Sifat
subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :
§ Pengambilan
keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
§ Keputusan
intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan
2.
Pengambilan Keputusan Rasional
Pengambilan Keputusan Rasional, yaitu
Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir
dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan
daya guna pikir. Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan
rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur.
3.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Pengalaman
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Pengalaman yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi
latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang
berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian
hari.
4.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Fakta
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Fakta yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan
fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang valid sehingga tingkat
kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi. Istilah fakta
perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah
hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
5.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Wewenang
Yaitu pengambilan keputusan yang
berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi
pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Kekuatan Pengambilan Keputusan
Kekuatan
yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan individual dan kelompokSondang P.
Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhi suatu
keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
a)
Dinamika individu di dalam
organisasi.
Sebuah organisasi merupakan
sekumpulan dari beberapa individu. Individu-individu ini memiliki ide dan
pemahaman yang sama dalam visi dan tujuan ke masa depan. Mereka membentuk
organisasi dalam rangka mewujudkan visi dan tujuan masa depan yang menjadi
impian dan cita-citanya. Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa hal
ini terlihat pada pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang
kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman yang banyak akan memberi kesan dan
pengaruh yang besar terhadap bawahannya dalam rangka mewujudkan visi dan tujuan
tersebut.
Pemimpin yang baik akan selalu
membimbing anggota organisasinya untuk membuat keputusan yang mengarah kepada
kepentingan organisasi dan bukan pada kepentingan individu yang menunjukkan
keinginan pribadi seorang.
Faktor – faktor yang dapat mendukung dinamika individu
dalam organisasi adalah :
·
Rasa tanggung jawab yang baik secara
individu maupun kolektif.
Setiap
anggota organisasi yang menyadari makna tanggung jawab individu dan kolektif
sangat menguatkan keputusan yanng diambil dalam organisasi. Kekutatan keputusan
ini dapat memperlancar dalam menjalankan rencana kerja dan meraih visi dan misi
yang telah ditetapkan.\
·
Apa yang sudah dipelajari individu
dalam organisasi harus segera diaplikasikan dalam pekerjaan.
Ilmu yang tidak diaplikasikan
bagaikan kapas diterpa angin dan tidak ada bobot sama sekali. Ilmu yang baru
saja dipelajari akan menunjukkan bobot dan nilai jika segera diaplikasikan.
Nilai tersebut dapat dilihat dari rencana-proses-hasil ketika mengaplikasikan
ilmu itu.
·
Menjalankan teknik akselerasi.
Artinya sebisa mungkin mendukung
kegiatan setiap individu agar proses berorganisasi terjadi dengan lebih cepat dan
baik. Setiap individu anggota organisasi harus menyadari bahwa mereka satu sama
lain saling berhubungan dan bekerja sama. Teknik akselerasi yang ada di dalam
organisasi adalah kerjasama dan sikap saling mendukung satu sama lain. Teknik
akselerasi ini harus selalu dikembangkan pada individu supaya saling mendukung
dan membantu anggota organisasi ketika memiliki rencana dan program kerja. Atas
dukungan yang diberikan maka rencana dan program kerja akan berhasil.
·
Rencana pengembangan personal
Artinya individu harus mengerti
bahwa sebuah organisasi tidak dapat menjamin mereka tentang lapangan pekerjaan
seumur hidup namun organisasi dapat membantu individu untuk mengembangkan karir
mereka. Harus ada kerjasama antara organisasi dan individu untuk menciptakan pengembangan
karir jangka panjang.
·
Tersedia kesempatan yang seluas –
luasnya untuk mengembangkan karir.
Karir anggota individu di dalam
organisasi dapat berkembang dilihat dari kemampuan dirinya dalam membuat
keputusan. Keputusan yang diambil selalu membawa muatan kepentingan organisasi.
Dari kemampuan tersebut secara tidak langsung individu tersebut dapat memimpin
realisasi program kerja maupun organisasi itu.
·
Pembelajaran individu harus
dihubungkan kepada pembelajaran organisasi secara struktur dan lebih eksplisit
agar sinergis.
Pembelajaran
individu dan pembelajaran organisasi harus sejalan supaya tidak ada konflik
yang akhirnya menggangu perkembangan satu sama lain. Keselarasan pembelajaran
individu dan organisasi dalam penerapannya selalu berpedoman pada visi dan misi
organisasi maka keselaran ini secara langsung dapat membuat organisasi semakin
kuat dan berkembang.
b)
. Dinamika kelompok orang-orang di
dalam organisasi.
Dinamika kelompok berasal dari kata
dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara
kelompok satu dengan yang lain, sedangkan kata Kelompok adalah kumpulan
individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Dinamika
kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain
dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok mempunyai
pengaruh besar dalam rangka mengembangkan dan membuat rencana organisasi
berhasil. Untuk mewujudkan ini maka pemimpin organisasi hendaknya mengusahakan
agar kelompok di dalam organisasi dapat lebih cepat berkembang menjadi dewasa.
Berkembang dan mengarahnya kelompok
organisasi ke arah semakin dewasa memberikan keuntungan bagi organiasi dalam
rangka menerapkan rencana kerja dan mewujudkan visi dan misi.
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
·
Membentuk kerjasama saling
menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
Kelompok-kelompok
organisasi yang dapat bekerjasama dan saling membantu dalam menjalankan rencana
kerja maka akan mempermudah dalam mengatasi persoalan organisasi. Persoalan
yang seharusnya dipecahkan dan ditanggung oleh satu atau sebagian kelompok akan
menjadi mudah pemecahan dan penyelesaiannya ketika semua kelompok terlibat
bekerjasama saling membantu. Kerjasama ini harus selalu ditanamkan dan
dikembangkan di dalam organisasi tersebut agar kedewasaan kelompok semakin
matang.
·
Memudahkan pekerjaan.
Dinamika
kelompok yang dapat berjalan dengan baik di mana masing-masing kelompok dapat
memberikan informasi dan kontribusi positif bagi kelompok yang lain maka secara
langsung pekerjaan dapat berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Informasi dan
kontribusi yang diberikan oleh satu kelompok merupakan bahan atau sumber modal
kerja bagi kelompok yang lainnya. Ketidakatifan salah satu kelompok dalam
sebuah organisasi dapat membuat organisasi tersebut berhenti berkerja dikarena
informasi maupun kelompok kerja tidak bisa diandalkan. Kerjasama kelompok yang
baik dan konsisten dengan rencana kerja dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Kinerja yang
harmonis dalam organisasi bukan saja hanya akumulasi keahlian dan pengetahuan
individu dalam kelompok tetapi hasil dari keseluruhan keahlian anggota kelompok
yang bekerja sebagai satu kesatuan yang tidak terpisah dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi.
·
Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan
pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga
selesai lebih cepat, efektif dan efisien.
Kelompok-kelompok kecil yang
dibentuk di dalam organisasi memiliki tujuan untuk memperlancar kerja organisasi.
Salah satu tujuan adanya kelompok kecil adah pembagian pekerjaan sesuai bagian
kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian. Keuntungan dengan pembagian
pekerjaan adalah : pekerjaan dan masalah tidak harus selalu diselesaikan di
pusat, informasi mudah diperoleh karena setiap kelompok memiliki kontribusi
sesuai dengan pembagian pekerjaan, keputusan dapat diambil cepat dan akurat,
dan beban pekerjaan dapat dibagi sesuai berat ringannya sebuah kekerjaan.
·
Menciptakan iklim demokratis dalam
kehidupan berorganisasi dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan,
interaksi, dan memiliki peran yang sama dalam organisasi.
Dinamika kelompok secara tidak
langsung membangun sistem demokrasi yang baik di dalam sebuah organisasi
melalui kelompok kecil ketika merumuskan rencana kerja dan memecahkan masalah
ketika ada persoalan. Kemufakatan demokrasi lebih mudah dibuat di dalam
kelompok kecil dari pada lingkup organisasi yang besar. Hal ini bisa terjadi
karena tiap anggota kelompok kecil mudah untuk disatukan visi, misi, tujuan,
pemecahan masalah.
c)
Dinamika lingkungan organisasi.
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang
cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling
mempengaruhi. Dinamika lingkungan organisasi tersebut dapat dilihat berikut
Dinamika
internal yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan adalah: Adanya visi,
misi, paradigma dan filosofi baru di dalam organisasi, Perubahan strategi
organisasi yang baru, Dilakukannya redefinisi tentang core bussinis,
Dilakukannya restrukturisasi dan reengineering organisasi, Kondisi sumber daya
manusia dalam organisasi, Perubahan budaya organisasi dan kegiatan utama
organisasi.
Dinamika eksternal yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan meliputi 4 unsur yaitu kondisi skala lokal,
nasional, regional dan Internasional. Dari keempat unsur tersebut dapat
dirangkum hal-hal yang memberi pengaruh pada pengambilan keputusan seperti : Situasi
politik, nilai-nilai sosial, etika dan budaya di masyarakat, Perubahan kondisi
pasar dan konsumen, Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Adanya
peraturan dan undang-undang baru dari pemerintah.
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik
pengambilan keputusan adalah suatu penerapan ilmu dan teknologi untuk mengambil
suatu keputusan dari sebuah pilihan atau masalah yang dihadapi. Teknik
pengambilan keputusan kelompok ini dilakukan agar segala kegiatan yang
berlangsung menjadi lebih efektif.
Ada beberapa teknik yang di kenal untuk
pengambilan keputusan pada suatu kelompok yaitu Brainstorming, Proses Delphi,
dan Teknik kelompok Nominal.
Ø
Metode
Brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau
mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan
suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan
pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi
masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan
banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001:
73).
Metode
sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua
peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi
(didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain,
pada penggunaan metode curah pendapatorang lain tidak untuk ditanggapi.
Tujuan
curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi,
pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda.
Hasilnya
kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap)
untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis
apa yang dipikirkan para siswa dalam nmenanggapi masalah yang dilontarkan guru
di kelas tersebut.
Langkah-langkah metode
brainstorming
§ Pemberian informasi dan motivasi.
§ Identifikasi.
§ Klasifikasi.
§ Verifikasi.
§ Konklusi (Penyepakatan).
Ø
Metode
Delphi
Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik
brainwriting dan survei. Dalam metode ini, panel digunakan dalam pergerakan
komunikasi melalui beberapa kuisioner yang tertuang dalam tulisan. Teknik
Delphi dikembangkan pada awal tahun 1950 untuk memperoleh opini ahli. Objek
dari metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliabel dari
sebuah grup ahli. Teknik ini diterapkan di berbagai bidang, misalnya untuk
teknologi peramalan, analisis kebijakan publik, inovasi pendidikan, program
perencanaan dan lain – lain.
Metode
Delphi dikembangkan sebagai pendekatan ke analisis permasalahan ketika sangat
sedikit data tersedia atau sistem nyata sedang dipertimbangkan. Dalam metode
Delphi, sekelompok ahli terpilih membentuk panel yang akan menghasilkan jawaban
konsensus terhadap pertanyaan yang diajukan ke mereka. Dalam lingkungan
simulasi, panel mungkin terdiri dari manager dan pengguna sistem yang sedang
dimodekan dan pertanyaan adalah tentang perilaku atau kinerja sistem di bawah
kondisi operasi tertentu. Metode Delphi tidak memasukkan diskusi tatap
muka,oleh karena itu terhindar dari ketegangan diskusi kelompok seperti
dominasi peserta paling vokal.
Pendekatan Delphi
memiliki tiga grup yang berbeda yaitu :
·
Pembuat
keputusan, staf, dan responden.
Pembuat keputusan akan bertangungjawab
terhadap keluaran dari kajian Delphi. Sebuah grup kerja yang terdiri dari lima
sampai sembilan anggota yang tersusun atas staf dan pembuat keputusan, bertugas
mengembangkan dan menganalisis semua kuisioner, evaluasi pengumpulan data dan
merevisi kuisioner yang diperlukan.
·
Grup
staf dipimpin oleh kordinator yang harus memiliki pengalaman dalam desain dan
mengerti metode Delphi serta mengenal problem area.
Tugas staf kordinator adalah mengontrol
staf dalam pengetikan. Mailing kuesioner, membagi dan proses hasil serta
pernjadwalan pertemuan.
·
Responden
adalah orang yang ahli dalam masalah dan siapa saja yang setuju untuk menjawab
kuisioner.
Kelebihan dan
kekurangan metode Delphi:
Teknik
evaluasi Delphi merupakan salah satu alat dari teknik evaluasi yang digunakan
dalam teknik evaluasi dengan pendekatan keputusan teoritis. Sedangkan teori
keputusan teoritis adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode diskriptif
untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggung-jawabkan dan valid
mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai
macam pelaku kebijakan.
Perbedaan pokok antara evaluasi teoritis
keputusan di satu sisi, dan evaluasi semu dan evaluasi formal di sisi lainnya,
adalah bahwa evaluasi keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan membuat
eksplisit tujuan dan target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi atau
dinyatakan. Ini berarti bahwa tujuan dan target dari para pembuat kebijakan dan
administrator merupakan salah satu sumber nilai, karena semua pihak yang
mempunyai andil dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan
dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan target di mana kinerja nantinya akan diukur.
Ø Teori Delphi ini sangat baik untuk
memecahkan masalah yang bersifat general, dimana rencana kebijakan tersebut
berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang tertentu. Karena dari setiap ahli pada
bidang tertentu akan dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan
dari segi yang didalaminya. Selain itu, metode ini tidak memperhatikan nama
dari ahli untuk mencegah pengaruh besar satu anggota terhadap anggota yang
lainnya, dan Masing–masing responden memiliki waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan masing–masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang
diperlukan untuk mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan social
psikologi. Namun, teori ini juga mempunyai beberapa
kekurangan yang juga harus diperhatikan yaitu waktu yang akan dihabiskan dalam
mengisi kuisioner akan cukup lama, karena metode ini menggunakan pendapat para
ahli yang berbeda-beda aspek maka dikhawatirkan akan merepresentasikan opini
yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan cenderung berpikir hanya dari
aspek yang terbaik baginya.
Ø
Teknik
kelompok nominal (selanjutnya dipakai singkatan TKN)
Adalah
salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang
dipakai dibanding dengan teknik sumbang saran. Teknik ini dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de Ven pada tahun 1968
(Delbecq, et all., 1975), dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan
pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan
ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan
penyelesaian yang terbaik.
Teknik
kelompok nominal adalah proses terstruktur ini mengharuskan anggota kelompok
menulis gagasan/ide secara perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok
(Departemen dalam Negeri).
Teknik
mengurangi adanya penyesuaian sementara memaksimalkan partisipasi. Bentuk
pembuatan keputusan ini adalah proses mengulangi pernyataan yang meminimisir
penyesuaian (conformity) dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan
yang dapat mereka dukung.
DAFTAR PUSTAKA
